DARI PEMINTA-MINTA @pasar wonokriyo gombong


Sore tadi aku pergi ke pasar di desaku. ya PASAR WONOKRIYO gombong, pasar tersebut merupakan jantung perekonomian kota Gombong. disitulah para pedangang, tukang parkir, pengemis, gelandangan, dan masyarakat lainnya menggantungkan hidupnya.

Sore tadi aku berniat ke pasar untuk membetulkan jam tangan pemberian mbakku yang belum sempat aku pakai sejak saat ulang tahunku 2 bulan lalu. Ditemani ibuku, tibalah aku disebuah tempat penjual dan reparasi jam di sebelah timur pasar. Tiba-tiba ada seorang pengemis yang menghampiriku. Ia datang dan memohon sedekah kepadaku. Posisiku waktu pengemis itu datang memang sedang mengambil uang di tas kecilku. Ia menungguku memberinya uang. Aku pun memberinya satu koin uang. Ia menerimanya. Namun satu hal yang tak terduga ternyata uang yang kuberikan peot di bagian sisinya. pengemis itu sedikit marah dan tak mau menerima. "Mbak uange peot, sing liyane ana ora ?" (baca : mbak ini uangnya peot, yang lain ada tidak?). aku pun menjawab "Pak, kulo gadah mung kui, iku laku kok pak". pengemis itu berkata "Ora payu mbak, sing liyane lah". Aku pun mencari uang dan mengeluarkan uang di tasku. dan menggantinya dengan yang tidak peot. Setelah itu pengemis itu pergi meninggalkanku begitu saja.

Aku tak sengaja memberinya dengan uang jelek seperti itu. Tapi menurutku itu uang masih laku untuk membeli sesuatu. Namun hal yang tak pernah ku duga sebelumnya muncul. Ternyata pengemis saja mengerti mana uang yang masih layak dan mana uang yang tidak layak.

#sisi positif
Kejadian tadi membuatku sadar dan mengerti. Bahwa jika ingin memberi maka berilah dengan sesuatu yang terbaik agar orang yang menerimanya tak kecewa. Pengemis tadi juga mengajarkan kita generasi terdidik untuk mampu membedakan mana sesuatu yang layak dan tak layak. mana yang bagus dan tak bagus.
 

Komentar

Postingan Populer