BERTAHAN DAN DIA AKAN MENGUATKAN

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” 

― Pramoedya Ananta Toer-

MENULIS ? Tidak selamanya aku bersemangat menulis. Ada kalanya aku merasa buntu. Ada kalanya aku kehilangan semangat menulis. Hampir satu semester lebih aku tidak aktif menulis. Waktu yang tidak sebentar memang. Seharusnya hal itu tidak terjadi. Bukan karena aku sibuk namun karena rasa malas ini lebih tinggi dibanding niatku untuk rajin menulis.

Maka ijinkan aku untuk menulis lagi kisahku kepada teman-teman sekalian. Tiada kata yang paling indah untuk mengawali kata-kataku pada tulisan ini selain mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepadaku untuk menulis.

                                                                                                              

Senin, 29 Februari 2016

Malam hari pukul 07:03 WIB

            Masih teringat saat-saat awal menjadi perempuan ratau kurang lebih dua tahun lalu. Sebagai anak terakhir dalam keluarga, bapaklah yang sangat sulit untuk melepasku ke tanah rantau. Aku ingat betul betapa sering bapak menanyakanku “kapan pulang”, “sudah makan  belum”, “masih ada uang ngga”. Kata ibu, bapaklah yang sangat sering merindukan kepulanganku. Heemmm.. kalian tahu, bapak paling pintar memendam perasaannya. Ia sangat jarang mengujar sayang kepada anak-anaknya. Bapak adalah jiwa raga ibuku.

            Bapak, demi anak manjamu ini kau merelakan segalanya. Kau sering memendam kepedihanmu sendiri tanpa kutahu betapa pahitnya hidup yang sedang bapak jalani ketika aku ada disini. Kau terlihat jarang mengerang kesakitan, walau sebenarnya banyak sekali sesuatu yang kau tahan. Apapun yang aku minta memang tak selalu kau turuti, karena kau ingin aku mandiri. Betapa perjuangannya begitu besar untukku.

            Seromantis itukah cinta seorang bapak yang walaupun ribuan mil jauhnya jarak terpisah tetap bisa dirasakan oleh putrinya.

 (belum selesai)