DILEMA MAGANG (Part 2)
(Akhirnya Gue Diterima)
Pagi
ini cerah, aku sangat bersemangat bergegas ke sekolah untuk bertemu Guru yang
akan menjadi model saat observasi esok. Ya jika di minggu lalu aku disibukkan
dengan mendaftar magang di SMK N 1 Karangayar dan mengurus surat ijin, hari ini
giliranku untuk konsultasai ke Ketua Kurikulum sekolah.
Partner
magangku untuk saat ini adalah Nadyatul Husna. Kami berdua satu prodi namun
berbeda kelas. Meskipun begitu tapi kami tetap akrab. Sesekali memang ada
perdebatan-perdebatan seru diantara kami, namun itu hanya pemanis suasana.
Minggu
lalu kami sempat “NYASAR” ke tempat magang dan hampir ditilang polisi. Maklum
sajalah, kamii pendatang dan pasti tak hafal jalan yang kita tuju. Akan tetapi karena kemarin kita nyasar, hari
ini kami sangat mengingat jalan menuju tempat tujuan. Sebenarnya memang ,mudah
ditemukan sekolah itu.
Ketika
telah sampai di sekolah kami bertemu dengan bapak Muklis (TU Sekolah yang
mengurusi magang). Kami meminta kejelasan proses magang selanjutnya. Dengan
ekspresi tidak welcome beliau member tahu bahwa kami harus bertemu bapak Ketua
Kurikulum terlebih dahulun untuk konsultasi. Namun sayangnya, bapak kurikulum
sedang rapat. Ya, dengan ikhlas hati kami menunggunya.
Tik.. tok.. tik… tok…
Hampir sejam kami menunggu lalu kami bertanya apakah rapat sudah selesai.
Ternyata rapat sudah selesai. Kami harus menemui beliau di ruang guru. Ahhh…
ruang gurunya mana ?? kami lupa tidak bertanya dimana ruang gurunya. Kami
sempat salah masuk ruangan, dan oleh ibu yang berada di ruangan itu kami di
arahkan ke ruang guru. Singkatnya seperti inilah percakapan kami di ruangan itu
:
“Permisi pak, kami ingin bertemu dengan pak Hariansyah. Apakah beliau berada disini ?”
“Oh ya mbak, disana ruangannya. Di pojok sana, silahkan di cek sendiri”
Aku dan nadya melangkahkan kaki ke ruangan tempat
pak hariansyah. Dalam hati aku bertanya “pak hariansyah itu yang mana? Kok
malah suruh ngecek sendiri, heran”
Sampailah langkahku di depan pintu ruangan. Ruangan
itu di pojok, tampat sangat berantakan dan berbau rokok.
“Permisi pak, kami ingin bertemu dengan pak Hariansyah. Apakah beliau berada disini ?”“tidak mbak !!”“kenapa mbak cari siapa”, guru satunya menyaut“ingin konsultasi magang pak”“oh, itu loh bapaknya yang pake baju merah”
Aku samk ada nadya
bingung. Sebenarnya yang bener tuh yang mana bapaknya satu bilang gak
ada. Yang satu lagi bilang yang pake baju merah. Tapi kok yang baju merah diem
ajaaaaaaaa. Tanpa ekspresi dan cuek. ????? lama mikir. Memang benar yang
dikatakan bahwa yang pake baju merah adalah pak hariansyah.
Singkat pertemuan aku ngobrol-ngobrol. Kalau boleh
menilai beliau terkesan tidak berwibawa dan kurang ramah. Intinya beliau hanya
meminta kami untuk menemui Guru Model sendiri. Tak berlama-lama di ruangan itu
kami langsung berteu guru model. (Terima kasih pak sudah menerima kami ;-)
Guru yang ditunjuk untuk kami observasi adalah ibu
Sri. Saat kami cari di ruang guru ternyata beliau sedang mengajar di kelas.
Komentar
Posting Komentar